2005/06/22
dalam ulitan mimpi kau terjah kosmos rinduku
lalu kau titip bisikkan syahdu
aku termangu
tanganku menggapai cuba mencapai bayangmu
tapi kau seperti angin
sepoi saja meninggalkan aku
walau sentuhan jemarimu
masih hangat terasa di pipiku
namun yang tertitik adalah air mataku
sedihkah hati ini?
kata mereka jika sayang ditinggal-tinggalkan
tapi aku tidak bisa sendiri
bukankkah lebih enak jika kita bersama?
aku tidak mahu lemas dalam lautan
yang tidak bisa kurenang sendirian
kau sedar bukan?
diri kita ini ibarat sepasang mata
sama melihat
jasad kita ini ibarat sepasang telinga
sama mendengar
gerbang kasih ini masih teguh berdiri
tapi tegarkah ia esok hari
aku berdiri sendiri di bawah lembayung rindu
menunggu kasihmu datang bertamu
engkaukah itu?
di hujung kejora yang merah
menyala garang dengan amarah kah?
atau cinta kah yang kau bawa
bersama rona terang menyilaukan mata
kenapa tanganmu tidak dihulur seperti selalu?
terasa bibit-bibit luka terjahi hati
bukankah ini mimpi
mana bisa aku disakiti
semakin hampir kau kepadaku
bibirmu mengukir senyum
mataku perlahan meniti lirikanmu
kepada bungkusan kecil erat dalam pelukanmu
kini hatiku menjadi tidak keruan
terharu berbaur gembira
ini rupanya pemberian
si kecil menanti kasih sayang
bukti hati ini sentiasa terikat
rasa hatimu, keinginanmu
tergambar dalam mimpiku
tercermin
rasa hatiku, keinginanku
inikah cinta?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment